BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar belakang
Silsilah pedigree adalah diagram hubungan keluarga yang menggunakan simbol-simbol untuk mewakili orang dan garis untuk mewakili hubungan
genetik. Diagram ini membuat lebih mudah untuk memvisualisasikan
hubungan dalam keluarga, keluarga besar sangat besar. Silsilah sering digunakan untuk menentukan modus warisan (dominan, resesif, dll)
penyakit genetik
Dalam silsilah pedigree, kotak mewakili laki-laki
dan lingkaran mewakili perempuan.
Garis horizontal menghubungkan pria dan wanita merupakan kawin. Garis vertikal memanjang
ke bawah dari beberapa mewakili anak-anak mereka. Generasi berikutnya karena
itu ditulis di bawah generasi orang tua dan
orang tertua yang
ditemukan di bagian atas silsilah. Jika tujuan
dari silsilah adalah
untuk menganalisis pola pewarisan sifat tertentu, adalah kebiasaan untuk menaungi dalam simbol semua
individu yang memiliki sifat ini
Tujuan dari mempelajari analisis pedigree yaitu Mempelajari tindak gen dari suatu sifat pada manusia berdasarkan silsilah. Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa gangguan genetik tertentu terkait, dan bahkan bahwa orang tua dapat lulus pada kelemahan atau kecenderungan genetik untuk penyakit tertentu dan penyakit untuk anak-anak mereka dan cucu. Tetapi sejauh mana penyakit, penyakit dan gangguan, atau bahkan kematian usia dipengaruhi oleh faktor keturunan sebagian besar tidak diketahui. Charting silsilah kesehatan keluarga dapat membuat tren dan pola dalam kesehatan keluarga lebih mudah untuk tempat, dan ini pada gilirannya dapat membantu individu menjadi lebih sadar ancaman kesehatan yang mereka dan anak-anak mereka mungkin lebih rentan. Hal ini tentu saja, dapat menjadi kunci untuk mencegah masalah kesehatan dari yang pernah berkembang
Tujuan dari mempelajari analisis pedigree yaitu Mempelajari tindak gen dari suatu sifat pada manusia berdasarkan silsilah. Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa gangguan genetik tertentu terkait, dan bahkan bahwa orang tua dapat lulus pada kelemahan atau kecenderungan genetik untuk penyakit tertentu dan penyakit untuk anak-anak mereka dan cucu. Tetapi sejauh mana penyakit, penyakit dan gangguan, atau bahkan kematian usia dipengaruhi oleh faktor keturunan sebagian besar tidak diketahui. Charting silsilah kesehatan keluarga dapat membuat tren dan pola dalam kesehatan keluarga lebih mudah untuk tempat, dan ini pada gilirannya dapat membantu individu menjadi lebih sadar ancaman kesehatan yang mereka dan anak-anak mereka mungkin lebih rentan. Hal ini tentu saja, dapat menjadi kunci untuk mencegah masalah kesehatan dari yang pernah berkembang
I.2
Tujuan percobaan
Adapun tujuan dari percobaan mengenai analisis pedigree
yakni sebagai berikut.
1.
Untuk menganalisis silsilah keluarga
karakter menggulung lidah.
2.
Mencoba untuk mengetahui genotip diri
sendiri untuk masing-masing karakter.
I.3 Waktu dan tempat percobaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 4 April
2013 pukul 14.30 – 17.00 WITA bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mempelajari genetika bukan merupakan hal yang mudah, karena meskipun manusia di seluruh
muka bumi ini sangat banyak, namun jumlah anggota tiap keluarga umumnya
sedikit. Selain itu jangka waktu antara
generasi cukup lama dan adanya faktor agama, moral, kode etik, yang tidak
memungkinkan untuk membuat suatu persilangan atau perkawinan yang dikontrol
seperti yang dilakukan Mendel pada kecang ercis .
Penilaian
aspek-aspek penyakit genetik dilakukan untuk menegakkan diagnosis yang menjadi
dasar bagi pemberian konseling yang sesuai, informasi tentang prognosis penyakit
dan penatalaksanaannya. Termasuk diantaranya kemungkinan dijumpainya penyebaran
dan pewarisan alel mutan pada anggota keluarga lain serta kemungkinan
pencegahannya. Dukungan dan kerjasama dari seluruh anggota keluarga sangat
diperlukan dalam mengumpulkan data untuk menghasilkan penilaian genetika yang
akurat
Bila kita dapat
menunggu generasi-generasi berikutnya untuk mempelajari suatu sifat menurun
pada manusia, maka kita harus melihat ke belakang, pada generasi sebelumnya,
yaitu dengan jalan mengumpulakn sebanyak mungkin informasi tengtang sifat
tersebut pada seluruh anggota keluarga, baik yang masih hidup maupun yang sudah
meninggal, kemudian menggambarkannya dalam satu silsilah keluarga (pedigree).
Kebanyakan analisis pedigree digunakan untuk mempelajari karakter yang
ditentukan oleh sepasang gen. Melalui analisi pedigree kita dapat menurunkan pola
penurunan suatu sifat (Agus dan Sjafaraenan, 2013). Dokumentasi riwayat keluarga yang teliti dan akurat sangat penting
dalam penilaian aspek genetik. Pohon keluarga dibuat dengan simbol khusus dan
dilengkapi riwayat kesehatan
Berdasarkan kamus, pedigree artinya silsilah atau
asal-usul. Sedangkan analysis berarti pemeriksaan yang teliti. Jadi
kalau diartikan secara harfiah (kata demi kata), pedigree analysis
berarti pemeriksaan yang teliti terhadap silsilah atau asal usul. Beberapa
kegunaan analisis pedigree diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui bagaimana timbulnya suatu penyakit
Kadang-kadang, bila ditelaah lebih lanjut beberapa jenis penyakit atau kelainan akan menunjukkan adanya kejadian berulang yang dialami oleh lebih dari satu orang yang masih memiliki hubungan saudara satu sama lain. Berdasarkan pola yang ditunjukkan dari catatan silsilah keluarga (bagan riwayat keluarga/family tree), kita dapat memperkirakan sifat suatu penyakit. apakah penyakit tersebut bersifat diturunkan dari orang tua atau tidak diturunkan. Salah satu contohnya adalah hemofilia. Pada awalnya, tidak diketahui bahwa hemofilia adalah kelainan yang dapat diturunkan. Setelah para ahli melakukan analisis terhadap silsilah keluarga Ratu Victoria, maka jelas terlihat bahwa hemofilia adalah kelainan yang dapat diturunkan.
Kadang-kadang, bila ditelaah lebih lanjut beberapa jenis penyakit atau kelainan akan menunjukkan adanya kejadian berulang yang dialami oleh lebih dari satu orang yang masih memiliki hubungan saudara satu sama lain. Berdasarkan pola yang ditunjukkan dari catatan silsilah keluarga (bagan riwayat keluarga/family tree), kita dapat memperkirakan sifat suatu penyakit. apakah penyakit tersebut bersifat diturunkan dari orang tua atau tidak diturunkan. Salah satu contohnya adalah hemofilia. Pada awalnya, tidak diketahui bahwa hemofilia adalah kelainan yang dapat diturunkan. Setelah para ahli melakukan analisis terhadap silsilah keluarga Ratu Victoria, maka jelas terlihat bahwa hemofilia adalah kelainan yang dapat diturunkan.
2. Untuk
Mengetahui Mekanisme atau Pola Penurunan Penyakit
Dari pola yang tampak dalam bagan riwayat keluarga dapat kita lihat pula mekanisme penurunan suatu penyakit. Contoh: hemofilia adalah penyakit yang diturunkan melalui kromosom X.
Dari pola yang tampak dalam bagan riwayat keluarga dapat kita lihat pula mekanisme penurunan suatu penyakit. Contoh: hemofilia adalah penyakit yang diturunkan melalui kromosom X.
3. Untuk memperkirakan penetrance.
Penetrance adalah perkiraan berapa banyak
penyakit tersebut akan timbul
atau terjadi pada seseorang dengan
Kondisi gen tertentu.
4. Untuk
memperkirakan expressivity. Expressivity adalah derajat beratnya derajat
manifestasi klinis suatu penyakit pada kondisi gen tertentu.
Analisis pedigree dilakukan dengan cara terlebih dahulu
menggambarkan silsilah keluarga dalam diagram sehingga terbentuk bagan riwayat
keluarga (family tree). Informasi yang terdapat dalam silsilah inilah
yang kemudian dianalisis. Ketika membuat bagan dipakai ketentuan gambar antara
lain (Harliani, 2008) :
Melipat dan
menggulung lidah dipengaruhi oleh gen autosomal dominan. Yang dimaksud sifat
autosomal adalah sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada autosom. Gen ini
ada yang dominan, dan ada yang resesif. Oleh karena laki-laki dan perempuan
mempunyai autosom yang sama , maka sifat keturunan yang ditentukan oleh gen
autosomal dapat dijumpai pada laki-laki maupun perempuan (Suryo, 2010).
Dengan mempertimbangkan adanya riwayat
penyakit genetik pada anggota keluarga lain atau resiko pada populasi tertentu
berdasarkan studi populasi tanpa adanya riwayat penyakit genetik pada keluarga
tersebut. Penyakit genetik yang disebabkan mutasi gen tunggal seringkali
dapat dianalisis secara pasti. Pada kondisi tertentu resiko kemungkinan
menderita mutasi gen tunggal dapat ditentukan berdasarkan pengumpulan data pada
pohon keluarga dan gambaran klinis penderita. Hal tersebut membantu penentuan
bentuk dan isi konseling yang akan diberikan pada proband maupun anggota
keluarga lainnya. Penyakit genetik yang disebabkan mutasi gen tunggal dan
mengikuti pola hukum Mendel secara umum mempunyai resiko pewarisan yang lebih
tinggi daripada resiko pengulangan pada penyakit yang disebabkan mutasi
kromosom (Suryo, 1984).
Hadirnya sebuah gen dominan di dalam genotip seseorang
sudah menyebabkan sifat itu tampak padanya. Polidaktili adalah salah satu
kelainan yang diwariskan oleh gen autosomal dominan P, sehingga orang mempunyai
tambahan jari pada satu atau dua tangan dan kakinya. Yang umum dijumpai adalah
terdapatnya jari tambahan pada satu atau kedua tangan. Tempatnya jari tambahan
itu berbeda-beda, ada yang terdapat di dekat ibu jaridan ada pula yang terdapat
di dekat jari kelingking. Orang normal adalah homozigotik resesif pp. Pada
individu heterozigotik Pp derajat ekspresi gen dominan itu dapat berbeda-beda,
sehingga lokasi tambahan jari dapat bervariasi. Bila seorang laki-laki
polidaktili heterozigotik menikah dengan orang perempuan normal, maka dalam
keturunan timbulnya polidaktili ialah 50 % (Suryo, 1984).
Mengenai apa yang disebut penyakit autosom dominan ialah
bahwa sebenarnya semua individu yang terkena secara klinis adalah heterozigot.
Mereka membawa satu dosis gena abnormal yang berasal dari satu orang tua, dan
satu dosis alel yang berfungsi normal dari orang tua satunya. Karena kebanyakan
gena abnormal yang menghasilkan penyakit dominan semacam ini jarang, maka
keadaan homozigot umumnya tidak terlihat. Tetapi dapat diduga bahwa keadaan ini
biasanya akan tergambar dengan gangguan klinis yang jauh lebih parah daripada
yang terlihat pada heterozigot yang terkena, dan sangat mungkin seringkali
mematikan pada awal kehidupan (Kimball, 1983).
Pada penyakit autosom resesif,
individu yang terkena secara klinis seringkali homozigot dan membawa dua dosis
gen abnormal, satu berasal dari masing-masing orang tuanya. Heterozigot dengan
satu dosis gena abnormal dan satu alel yang berfungsi normal, dalam
kebanyakan keadaan tampaknya benar-benar
sehat. Individu
heterozigot untuk dua alel semacam ini biasanya menunjukkan suatu penyakit
serupa dengan apa yang terlihat pada dua kondisi homozigot yang bersangkutan,
dan apabila penyakit ini berbeda sifat atau keparahannya, heterozigot gabungan
ini umumnya akan menunjukkan ciri antara (Kimball, 1983).
Pada hemofilia, hal ini dapat
dikatakan tidak akan terjadi, karena kemungkinan seorang penderita hemofilia
dapat menjadi bapak pada waktu-waktu lalu adalah kecil sekali. Jiika dilihat
dari silsilah keturunan ratu Victoria, dapat dilihat bahwa ternyata alel untuk
hemofilia yang diderita oleh keluarga raja-raja eropa sejak zaman ratu Victoria
tersebut, hampir selalu diturunkan oleh ibu-ibu heterozigot. Ibu-ibu pembawa
itu kita sebut carrier, karena mereka menurunkan gen resesif pada
keturunannya
BAB
III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam
percobaan analisis pedigree ini adalah alat tulis menulis dan penggaris.
III.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah lidah manusia.
III.3 Cara Kerja
Cara kerja pada percobaan ini adalah sebagai
berikut.
1. Memperhatikan lidah sendiri apakah bisa
menggulung dan melipat atau tidak.
2.
Menanyakan pada anggota keluarga pada 3 generasi apakah mereka bisa
menggulung dan melipat lidah atau tidak.
3.
Membuat diagram silsilah keturunan setelah didapatkan data lidah
menggulung
dan melipat didalam keluarga.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Diagram silsilah menggulung lidah
I =
AA aa Aa aa
II =
Aa aa
aa Aa aa aa aa aa aa Aa aa
III =
aa Aa
aa
IV.1.2 Diagram silsilah melipat lidah
I
=
bb bb bb BB
|
II
=
bb bb
bb bb
bb bb bb Bb bb Bb bb
III=
bb bb
bb
keterangan:
= Laki-laki homozigot resesif
=
Laki-laki homozigot dominan
= Laki-laki heterozigot
= Perempuan homozigot resesif
= Perempuan homozigot dominan
=
Perempuan heterozigot
= Individu yang dianalisis karakter/sifatnya
/ = Individu yang sudah meninggal
IV.2 Pembahasan
Pada percobaan kali
yang bertujuan untuk mengetahui kemungkinan sifat yang diwariskan yaitu
menggulung dan melipat lidah, dilakukan analisis pedigree pada masing-masing
praktikan beserta keluarga dari generasi pertama hingga generasi ketiga.
Sebelum dibuat diagram silsilah keluarganya, terlebih dahulu dilakukan
pendataan serta tes menggulung atau melipat lidah kepada diri sendiri, saudara,
orang tua, kakek dan nenek serta saudara-saudara dari orang tua. Setelah
dilakukan pendataan maka dibuatlah diagram silsilah tentang pewarisan sifat
menggulung dan melipat lidah. Untuk individu laki-laki, diberi simbol kotak
sedangkan untuk perempuan diberi simbol bundar. Sedangkan untuk individu yang
memiliki sifat menggulung atau melipat lidah, diberikan warna hitam pada
simbolnya. Untuk individu yang telah meninggal dalam keluarga, ditambahi tanda
garis miring pada diagramnya. Kemudian, untuk individu yang rujuk mengenai
sifat yang telah diwarisinya oleh keluarga yaitu diri sendiri, diberi tanda
panah.
Pada
diagram silsilah menggulung lidah, dapat dilihat bahwa praktikan (diri sendiri)
tidak bisa menggulung lidah. Hal ini terjadi karena ayah yang memiliki genotip
Aa heterozigot menikah dengan ibu yang bergenotip aa resesif homozigot sehingga
anak yang dihasilkan sebanyak 1 perempuan aa resesif homozigot, 1 laki-laki Aa
heterozigot dan anak terakhir 1 laki-laki aa resesif homozigot. Pada generasi
pertama, terdapat 1 orang yang bergenotip AA homozigot dominan yaitu laki-laki,
2 orang bergenotip aa homozigot resesif yaitu perempuan dan telah meninggal dan
1 orang laki-laki bergenotip Aa heterozigot. Sedangkan pada generasi kedua
didapatkan 3 orang laki-laki Aa heterozigot, 3 laki-laki aa homozigot resesif serta
5 perempuan aa homozigot resesif dimana salah satu dari 5 perempuan di generasi
tersebut telah meninggal.
Pada
diagram silsilah melipat lidah, dapat dilihat bahwa praktikan (diri sendiri)
tidak bisa melipat lidah. Hal ini terjadi karena ayah yang memiliki genotip bb
homozigot resesif yang tidak bisa melipat lidah menikah dengan ibu yang
bergenotip bb resesif homozigot sehingga anak yang dihasilkan sebanyak 1 perempuan
bb resesif homozigot, 2 laki-laki bb homozigot resesif yang tidak bisa melipat
lidah. Pada generasi pertama, terdapat 1 orang yang bergenotip BB homozigot
dominan yaitu perempuan yang telah meninggal, 3 orang bergenotip bb homozigot
resesif yaitu 1 perempuan dan telah meninggal dan 2 orang laki-laki bergenotip bb
homozigot resesif dimana 1 laki-laki tersebut telah meninggal. Sedangkan pada generasi
kedua didapatkan 5 orang laki-laki bb homozigot resesif, 3 perempuan bb
homozigot resesif serta 1 perempuan Bb heterozigot dan 1 laki-laki Bb
heterozigot.
Dapat
dilihat dari diagram diatas bahwa ternyata dalam suatu keluarga yakni 3
generasi, hanya beberapa yang dapat menggulung lidah, lebih banyak individu
yang tidak dapat menggulung lidah karena
sifat dominan karakter menggulung lidah hanya terdapat pada satu individu saja
yaitu dari laki-laki yang bergenotip AA homozigot dominan pada generasi pertama.
Hal
ini juga terjadi pada analisis pedigree karakter melipat lidah. bahwa ternyata
dalam suatu keluarga yakni 3 generasi, hanya beberapa yang dapat melipat lidah,
lebih banyak individu yang tidak dapat
melipat lidah karena sifat dominan karakter melipat lidah hanya terdapat pada
satu individu saja yaitu dari perempuan yang bergenotip BB homozigot dominan
pada generasi pertama. Dapat dilihat di keluarga ayah, pada generasi pertama
hingga ketiga, tidak ada yang bisa melipat lidahnya, artinya seluruh genotip
dari tiap individu bergenotip bb homozigot resesif.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari percobaan mengenai analisis pedigree ini yaitu sebagai berikut.
1. Berdasarkan analisis silsilah
keluarga pada karakter menggulung lidah, dapat disimpulkan bahwa sifat resesif diri
sendiri pada karakter menggulung lidah diwariskan oleh ayah Aa heterozigot yang
menikah dengan ibu aa homozigot resesif. Kemudian dihasilkan 3 orang anak pada
generasi ketiga dimana terdapat 1 orang laki-laki (anak kedua) bergenotip Aa
heterozigot yang bisa menggulung lidah dan 1 orang laki-laki (anak ketiga)
bergenotip aa homozigot yang tidak bisa menggulung lidah serta diri sendiri
yang merupakan perempuan yang bergenotip aa homozigot resesif yang juga tidak
bisa menggulung lidah.
2. Berdasarkan diagram silsilah
yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa diri sendiri bergenotip aa homozigot
resesif (tidak dapat menggulung lidah) untuk karakter menggulung lidah dan juga
bergenotip bb homozigot resesif (tidak dapat melipat lidah) untuk karakter
melipat lidah.
V.2 Saran
Sebaiknya diberikan contoh sifat lain yang
dianalisis diagram silsilahnya, janganlah monoton hanya kepada analisis
pedigree karakter menggulung dan melipat lidah saja.
terima kasih.. membantu sekali
BalasHapusDaftar pustakanya kak nggak ada
BalasHapus