PEMAIN DAN PERAN
Annisa Nurul Ilmi : (sebagai) Purbaningrum dan Dayang Laksmi (peran ganda)
Darmalianti Rahim : (sebagai) Nyai Roro Gendeng
Desty Triyaswati : (sebagai) Roro Anteng
Dwi Rahmawati : (sebagai) Arimbi dan Dayang Nyai (peran ganda)
Ishmah Nurul : (sebagai) Kanjeng Lara dan Permaisuri (peran ganda)
Moh. Hardiansyah : (sebagai) Joko Berto dan Raja (peran ganda)
Nur Isnaini Ulfa : (sebagai) Dewi Agung dan Wanita Misterius (peran ganda)
Risqah Fadilah : (sebagai) Patmini
Suhardiman Jaiz : (sebagai) Joko Seger
LEGENDA TENGGER
Adegan 1
Tersebutlah kerajaan Majapahit yang mahsyur dan damai, dipimpin oleh
raja yang bijaksana dan permaisuri yang baik hatinya. Mereka mempunyai
seorang putri yang cantik dan baik hati bernama Roro Anteng. Suatu
hari, Roro Anteng menikah dengan pemuda pilihannya, Joko Seger, putra
seorang Brahmana yang tampan dan baik hati. Seluruh Kerajaan berpesta
dan bersukaria atas pernikahan Roro Anteng.
Suatu hari setelah pernikahan, di ruang Kerajaan.
Roro Anteng : “Ayahanda, Ibunda, izinkan saya dan Kanda Joko meninggalkan istana ini.”
Raja : “Apa? Putriku.. apakah kau bercanda putriku Roro?”
Roro Anteng : “tidak ayahanda, ini sudah keputusan kami berdua.”
Permaisuri : “Putriku, apa kurangnya istana ini? Kalian bisa hidup dengan dengan nyaman di …sini.”
Joko seger : “Maafkan kami, Ibunda, Ayahanda, tapi kami
ingin tinggal di tempat itu, impian …kami sejak dulu. Kami akan
membangun bahtera dan bisa hidup mandiri.”
Raja : “Apakah ananda kuat hidup tanpa ayahanda dan ibunda?”
Roro Anteng :”Iya ayahanda. Semuanya akan baik-baik saja. Lagipula suami ananda joko seger …akan selalu menemani ananda.”
Permaisuri : ”Baiklah putriku sayang. Kalau itu sudah menjadi keputusan kalian. Kami tak bisa …melarangnya.”
Raja : ”Baik-baiklah disana anakku. Jika
sewaktu-waktu kalian mendapatkan masalah …janganlah sungkan untuk datang
kembali, gerbang Istana ini akan selalu terbuka …untukmu.”
Permaisuri : “Baiklah kalau begitu, Dayang Laksmi tolong
bantu anakku dan suaminya …menyimpkan segala keperluannya untuk hidup
jauh.”
Dayang Laksmi : “Baiklah yang mulia Permaisuri."
Tutup tirai
Adegan 2
Akhirnya, Joko Seger dan Roro Anteng tinggal di lereng gunung
Bromo, mereka memberi nama daerah itu dengan nama Tengger. Gabungan dari
nama Anteng dan Seger. Mereka hidup bahagia, namun setelah
bertahun-tahun menikah, mereka tak kunjung diberi seorang anak.
Joko Seger : “Adinda, mengapa kita tak kunjung memiliki anak juga?”
Roro Anteng : “Sabar Kakanda, mungkin sang Dewi Agung belum mepercayai kita sebagai …orang tua.”
Joko Seger : “Tapi adinda, kita sudah berdoa setiap hari.
Tapi sepertinya Dewi Agung tak …mendengar doa kita, haruskah kita
memakai cara lain?”
Roro Anteng : “Terserah kakanda saja, Adinda akan mengikuti kehendak Kakanda .”
Joko seger : “Kanda akan berusaha yang terbaik untuk kita.”
Tutup tirai
Adegan 3
Joko Seger pun pergi ke Nyai Roro Gendeng tanpa sepengetahuan Roro
Anteng. Nyai Roro gendeng adalah Nyai yang terkenal akan kesaktiannya.
Konon kabarnya, dia sudah hidup ratusan tahun lamanya, akan tetapi
wajahnya masih tampak seperti umur 20 tahun.
Nyai Roro Gendeng :”Sepertinyaini darah terakhir dari tumbal Mas sugeng 10 tahun lalu,saya …tidak bisa awet muda lagi.”
Dayang Nyai : “Iya Nyai, bagaimana nasib kita selanjutnya?”
Nyai Roro Gendeng : “Tenanglah, saya mempunyai firasat baik tahun ini.”
(Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, Nyai segera meyuruh Dayang Nyai menyembunyikan sebotol darah terakhir).
Nyai Roro Gendeng : “Monggo Mas Joko Seger.”
Joko Seger : “Apakah kita saling mengenal?” (heran)
Nyai Roro Gendeng : “Hahaha, kamu meragukan kemampuan saya ya? Masuk dan duduklah.” … (mempersilahkan duduk di tikar)
Joko Seger : “Terimakasih Nyai, hmm begini
Nyai, saya ke sini, ingin meminta pada …Nyai agar diberi anak.”
Nyai Roro Gendeng : “Anak ya? Gampang, tapi ada syaratnya.”
Joko Seger : “apa itu Nyai, perkenankanlah hamba untuk mengetahuinya.”
Nyai Roro Gendeng : “Salah satu anakmu harus kau serahkan pada saya.”
Joko Seger : “Demi anak akan hamba kabulkan permintaan Nyai. (dengan tegas)”
Nyai Roro Gendeng : “Baiklah, terimalah ramuan ini, minumkan
pada istrimu 3x sehari setelah …makan. Dijamin, dalam waktu 1 minggu,
istrimu akan hamil. Dan …ingatlah, 18 tahun yang akan datang saya akan
datang menagih …janjimu, apabila tidak kau …penuhi maka binasalah Desa
Tenggermu!”
Tutup tirai
Adegan 4
18 tahun berlalu dengan singkat. Kini, di rumah Joko Seger dan Roro
anteng kini sudah dihuni 5 orang anak. Anak pertamanya bernama Kanjeng
Lara, anak keduanya Joko Berto, anak ketiganya Purbaningrum, anak
keempatnya Arimbi, dan anak bungsunya Patmini. Keluarga mereka cukup
harmonis walau kadang ada sedikit pertengkaran kecil di antara mereka.
Arimbi : “Ibunda, masa Patmini diberi uang jajan
yang lebih besar dari pada ananda ? …ananda tidak suka, ini tidak adil”
Roro anteng : “Anandaku tercinta, adikmu sedang membutuhkan
uang, untuk membeli kebaya …baru . Kamu kan sudah kemarin, sudah lima
kali malah.”
Patmini : “Yah Ibunda, kebaya ini sudah cukup usang, sedangkan punya mbak Arimbi …masih baru.”
Kanjeng Lara :”Ibunda, mengapa ananda terus yang disuruh cuci
piring? Patmini tidak pernah …disuruh cuci piring. Ananda punya
pekerjaan lain juga ibunda!” (menunjuk …adiknya)
Patmini : “Tapi, saya baru saja selesai memasak
bersama Purbaningrum dan ibunda, mbak …Kanjeng Lara saja yang
menyelesaikannya” (menyapu keringat di dahinya)
Roro anteng :”Kanjeng Lara anakku, sebentar lagi Ayahanda dan
Joko Berto akan pulang, …selesaikan saja pekerjaanmu segera.”
Kanjeng Lara : “Hmm, baiklah ibunda.” (melengos kesal dan pergi ke dapur untuk cuci piring)
Joko Berto dan Ayahnya tiba di rumah selesai bertani.
Joko Berto : “Pekerjaan hari ini sungguh melelahkan sekali Ibunda. (menyalim tangan Roro …anteng)
Joko Seger : “Syukurlah adinda, tanaman kita tumbuh subur di luar sana. Dewi Agung …memberkahi kita.”
Purbaningrum : “Syukurlah Ayahanda, hidup kita benar-benar bahagia.” (menyalim tangan Joko …Seger)
Tutup tirai
Adegan 5
Beberapa hari kemudian, di pagi hari kediaman Roro anteng dan Joko
Seger didatangi oleh seseorang yang misterius. Pakaiannya serba hitam
dan membawa tongkat. Ia berjalan secara perlahan. Saat itu Roro Anteng
sedang menyapu di halaman.
Roro anteng : (keget). “Maaf, apa gerangan anda datang ke sini? Anda …sedang mencari siapa?” (terheran-heran)
Nyai Roro Gendeng : “Kamu Roro Anteng kan? Istri Joko Seger , saya datang ke sini untuk …menagih janji.”
Roro anteng : “janji? Tapi, saya tidak pernah bertemu anda sebelumnya.”
Nyai Roro Gendeng : “Jadi, suamimu tidak menceritakan padamu ya? Tentang itu. Hahahaha.”
Roro anteng : (bingung) “tentang itu? Apakah itu?”
Nyai Roro Gendeng : “Tanya saja pada suamimu! dan katakan padanya waktunya sisa 1 …minggu lagi!”
Tutup tirai
Adegan 6
Roro anteng menjadi kebingungan, dia terus memikirkan perempuan
misterius itu. Entah mengapa, firasatnya menjadi tidak enak. Saat
suaminya pulang ke rumah, dia berbicara secara rahasia dengan suaminya.
Roro anteng : “ Kanda, apa yang kanda sembunyikan dari Adinda?”
Joko Seger : “Percayalah padaku Adinda, Kanda tidak menyembunyikan apa-apa.”
Roro anteng : “Pagi tadi, seorang Nyai misterius datang ke
rumah kita, dia datang untuk …menagih janji. Dia bilang bahwa waktumu
sisa 1 minggu lagi. Apa maksudnya …Kanda?”
Joko Seger : “Ya ampun Adinda, Kakanda lupa Adinda! Kanda
pernah berjanji pada Nyai Roro …Gendeng apabila kita dikaruniai anak,
kita harus memberikan salah 1 anak kita …ke Nyai. Apabila tidak, dia
akan murka dan menghancurkan Tengger dan seluruh …keluarga kita Adinda!”
Roro anteng : “Apa kanda? Kenapa hal seperti ini Kanda
sembunyikan dari Dinda! Apa yang …harus kita perbuat sekarang? Dinda
tidak ingin salah satu anak kita menjadi …tumbal Nyai!”
Joko Seger : “Maafkan Kanda Adinda. Kanda, kanda...”
Tutup tirai
Adegan 7
Tanpa sepengetahuan Joko Seger dan Roro Anteng, ternyata anak-anak
mereka mendengarnya dari balik pintu. Mereka sangat shock mengetahui
salah satu dari mereka akan ditumbalkan.
Purbaningrum : “Salah satu dari kita akan ditumbalkan. Saya tak percaya!”
Patmini : “Pantas saja mbak saya curiga dengan kedatangan sosok misterius tadi, serba …hitam dan mengerikan.”
Arimbi : “Saya tidak peduli betapa mengerikannya dia, tapi yang penting bukan saya yang …menjadi tumbalnya.”
Joko Berto : “Mbak Kanjeng Lara saja yang jadi tumbalnya,
sebagai yang tertua harusnya …mengalah pada kita! Umur mbak kan sudah 18
tahun. Saya baru saja 17 tahun …bulan lalu.”
Kanjeng Lara : “Eh, kecil.. kamu pikir saya mau menuruti mau
kamu, saya masih mau hidup. 18 …tahun masih terlalu sebentar! Saya belum
menikah, punya anak dan lain-lain!”
Arimbi : “Kalau begitu Patmini saja, dia belum mengerti akan hidup, belum dewasa. …Kenapa bukan dia saja!”
Patmini : “Apa? Kok saya mbak? Apa salah saya sama mbak?”
Purbaningrum : “Jangan mbak, jangan Patmini mbak, dia masih muda mbak!”
Joko Berto : “Kamu mau jadi tumbal Purbaningrum?”
Purbaningrum : “Bukannya begitu Mas, tapii.. Mas dan mbak tidak
bisa menentukan begitu saja, …kita harus membicarakannya pada Ibunda dan
Ayahanda besok.”
Tutup tirai
Adegan 8
Keesokan harinya suasana di kediaman Joko seger dan Roro Anteng tidak
bahagia seperti biasanya. Semuanya pusing dan dilema akan masalah siapa
yang akan menjadi tumbal. Joko seger dan istrinya sedang terduduk lesu
di ruang keluarga. Sementara anak-anaknya yang sudah mengetahuinya, juga
bingung dan resah akan masalah itu.
Joko Seger : “Anak-anakku, ada yang ingin ayahanda bicarakan
ke kalian semua. Tapi …sebelumnya ayahanda meminta maaf atas apa yang
ayahanda lakukan 18 …tahun lalu”
Purbaningrum : “Ayahanda, kami juga ingin minta maaf, kami telah
mengetahui segalanya. …Kami.. mendengar pembicaraan Ayahanda dan Ibunda
semalam.”
Joko Seger : “Apa? Tentang Nyai itu?”
Joko Berto : “Kami sudah tahu bahwa Ayahanda akan menyerahkan salah satu dari ke Nyai …jahat itu.”
Roro Anteng : “Tapi sungguh anakku, Ibunda tak ingin salah satu
dari kalian menjadi milik Nyai, …Ibunda tak rela. Kanda.. bagaimana
kalau saya saja yang menjadi tumbal Nyai?”
Kanjeng Lara : “Jangan Ibunda, saya tak bisa hidup tanpa Ibunda.
Saya baru saja dewasa dan …tidak ada…yang bisa menjadi pengganti Ibunda
di rumah ini.”
Patmini : “Ayahanda, Ibunda, apa tidak ada jalan
lain? Bagaimana kalau kita meninggalkan …Tengger saja dan pergi dari
Nyai itu?”
(Terdengar ketukan pintu yang memotong pembicaraan keluarga itu, Purbaningrum membuka pintu dan mempersilahkannya masuk)
Purbaningrum : “Anda siapa?”
Perempuan Misterius : “Maaf, mengganggu pembicaraan kalian. Saya
tahu banyak tentang Nyai …Roro Gendeng, mungkin saja saya bisa
membantu.”
Purbaningrum : “Syukurlah kalau begitu, kami ingin
bertanya.. Bagaimana cara kami agar …terlepas dari Nyai Roro Gendeng?”
Perempuan Misterius : “Saya sempat mendengar bahwa kalian akan
lari dari Desa ini? …Menurutku, hal …itu mustahil! Nyai Roro Gendeng
sangat sakti, dia …bukanlah manusia biasa, mengetahui segala jenis ilmu
hitam. Dia …sangat sulit dikalahkan, kabur dari Desa ini bukan jalan
keluarnya, dia …akan mengikuti dan membunuh kalian semua!”
Seluruh keluarga : “Apa?”
Joko Seger : “Jadi, tak ada cara lain, ini
semua salahku Adinda, coba saja kita …menunggu Dewi Agung untuk diberi
anak, pasti tidak seperti ini.”
Perempuan Misterius : “Satu-satunya cara yang bisa adalah
mengorbankan salah satu dari anak …kalian, Nyai Roro Gendeng
menginginkan darahnya untuk awet muda, …semakin segar semakin baik pula.
Dia sudah hidup seperti ini sejak 100 …tahun yang lalu.”
Kanjeng Lara : “Saya tak mau menjadi tumbal Nyai Roro Gendeng, saya masih mau …hidup ayahanda.”
Arimbi : “Saya masih muda dan lugu
ayahanda, teganya ayahanda ingin …mengorbankan salah satu dari kami.”
Joko Berto : “Demikian saya juga, saya telah
berjanji akan menikahi kekasihku saat …usia kami 20 tahun, dia akan
bersedih kalau saya pergi.”
Purbaningrum : “Mengapa ayahanda berjanji seperti itu? Saya tak ingin salah satu dari …kami diambil.”
Joko Seger : “Demi Dewi Agung, ayahanda
sangat menyayangi kalian, kalau saja …tumbal Nyai Roro Gendeng bisa
diganti, ayahanda yang akan menjadi …tumbal itu.” (Roro Anteng terisak dan tak sanggup berkata-kata)
Patmini : (mengangkat tangan).
“Ibunda, ayahanda, biarkan saya saja, saya mau …menjadi …tumbal Nyai
Roro Gendeng. Asalkan seluruh keluarga …bahagia, asalkan …Tengger aman.”
(Mendengar perkataan Patmini seluruh keluarganya sedih)
Roro Anteng : “Patmini anakku, mengapa kamu
berani menjadi tumbal Nyai Roro …Gendeng, padahal kakak-kakakmu saja
tidak berani.”
Patmini : “Saya rela melakukan apapun
termasuk menjadi tumbal Nyai Roro …Gendeng …asal Ibunda, Ayahanda, dan
Kakak-kakak bahagia.”
Perempuan Misterius : “Wah, kamu sangat mulia nak, kalau begitu, 6
hari dari sekarang yaitu …hari …Senin, saya akan menjemputmu dan
mengantarmu ke tempat …Nyai Roro Gendeng. Habiskanlah waktumu bersama
keluargamu nak.”
Tutup tirai
Adegan 9
Sementara itu di kediaman Nyai Roro Gendeng. Terdengar nyanyian yang
mengerikan dari rumahnya, Nyai Roro Gendeng sedang berbahagia karena
sebentar lagi akan mendapat darah baru.
Nyai Roro Gendeng : “Sungguh saya tidak sabar menikmati darah
itu, saya akan awet muda …lagi. Selamat datang umur 20 tahun, hahaha.”
Dayang Nyai : “Hahaha, saya juga mendapat darah
itu kan Nyai? Kulit saya sudah …berkurang kekencangannya.” (mengelus-ngelus pipinya)
Nyai Roro Gendeng : “Tentu saja, kamu adalah dayangku yang
paling setia. Kita diibaratkan …seperti jarum dan benang, seperti dukun
dan sesajen. Hahaha.”
Dewi Agung : “Kamu tidak berubah yah, Nyai Roro Gendeng, atau mesti kupanggil …mantan Dewi Kesuburan?”
Dayang Nyai : “Dia siapa Nyai? Apa maksudnya mantan Dewi Kesuburan?” (terkejut …dan gelegapan)
Nyai Roro Gendeng : “Tenang, dayangku. Biar saya yang bicara.
Hmm, rupanya kamu Dewi …Agung, lama tak jumpa. Bagaimana sekarang
hidupmu menjadi Dewi …dari segala Dewi?”
Dewi Agung : “Kabar baik, bagaimana kabarmu?” (tenang)
Nyai Roro Gendeng : “Ini semua gara-gara kamu! Kalau saja saya
yang terpilih menjadi Dewi …Agung, tidak akan seperti ini saya jadinya.
Tidak usah saya hidup …menjadi Nyai Roro Gendeng yang meminum darah
agar awet …muda.” …
Dewi Agung : “Kamu seharusnya tahu, bahwa yang
terbaiklah yang menang, kamu …tidak tahu …bahwa Dewi Agung yang dahulu
tahu niat busuk kamu, …makanya dia tidak memilihmu! Dan mengirimmu ke
bumi menjadi …manusia.”
Nyai Roro Gendeng : “Tahu apa kamu, hah?”
Dewi Agung : “Saya tahu banyak hal, kamu
sebentar lagi akan menumbalkan anak Joko …Seger dan Roro Anteng kan?”
Nyai Roro Gendeng : “Yah, benar sekali Dewi Agung, dan saya akan jauh lebih cantik darimu …setelah itu. Hahah..”
Dewi Agung : “Semoga berhasil kalau begitu,
dan selamat tinggal.” (terdengar bunyi …Cring, Dewi Agung menghilang)
Tutup tirai
[Adegan 10
Detik demi detik berlalu dengan cepat. Kini, tak terasa, hari yang
paling ditakuti keluarga Joko Seger dan Roro Anteng tiba juga. Hari
Senin, di mana Patmini, anak bungsu pasangan itu akan pergi untuk
selama-lamanya karena akan menjadi tumbal Nyai Roro Gendeng. Senin Subuh
yang kelam itu, tidak seorangpun dari keluarga Joko Seger dan Roro
Anteng yang bisa tidur. Mereka berkumpul di ruang makan, semuanya
gelisah, kecuali Patmini, dia nampak tegar walaupun masalah ini sangat
berat.
Purbaningrum : “Patmini, kamu benar-benar mulia adikku.
Bersenang-senanglah nanti di surga. …Saat Nyai Roro Gendeng akan
menjadikanmu tumbal. Tutuplah matamu, dan …ingatlah rumah ini, ingatlah
ayahanda, Ibunda dan kita semua.” (terisak-isak, …kemudian menangis
memeluk adiknya)
Patmini : “Janganlah menangis mbak, saya akan baik-baik saja di sana. Nanti, saya juga …bisa menangis.”
Arimbi : “Kalau tidak ada kamu, siapa yang mau
memasak lagi bersama Ibunda, siapa lagi …yang akan bantu Kanjeng Lara
cuci piring? Siapa yang mau pijit-pijit mbak?
Kanjeng Lara : “Patmini, kalau mbak menikah dan punya anak, akan
mbak beri nama seperti …namamu. Semoga dia baik hati dan mulia
sepertimu.” (menyeka air matanya)
Patmini :“Terima kasih semuanya, Ayahanda, Ibunda,
Mbak Kanjeng …Lara, Arimbi, …Purbaningrum, dan Mas Joko Berto, Patmini
sangat menyayangi …kalian.”
Joko Berto : “Kamu benar-benar mulia adikku, betapa beruntungnya keluarga kita …memilikimu.”
Roro Anteng : “Ananda.. kuu.. Patmini..”
Patmini : “Iya ibunda, jangan menangis Ibunda, saya akan baik-baik saja.”
Roro Anteng : “Terima kasih nak, Ibunda benar-benar menyayangimu.”
Joko Seger : “Ingatlah Ananda, ketika kau takut, tutuplah
matamu, bayangkan wajah Ibunda, …Ayahanda, dan keluarga ini. Dengan
begitu, rasa takutmu akan hilang nak, kita …semua selalu berada
bersamamu. Di di sini.” (menepuk-nepuk dadanya).
Tutup tirai
Adegan 11
Mereka menghabiskan waktu sampai fajar menyambut. Terdengar ketukan
pintu, itu pasti perempuan yang akan mengantar Patmini di tempat Nyai
Roro Gendeng.
Perempuan misterius : “Bagaimana, apakah semuanya sudah siap?”
Patmini : “Yah, hmmm, bolehkah saya menyampaikan sebuah permintaan …sebelum …pergi?”
Perempuan misterius : “Tentu saja.”
Patmini : “Ibunda, Ayahanda, dan
semuanya, Patmini ingin kalian mengenang …Patmini. …Untuk tahun ke
depannya, pergilah ke Gunung bromo, dan …kirim sebahagian kecil …hasil
panen Ayahanda untuk Patmini. Patmini, …sangat menyayangi kalian,
…hiduplah dengan rukun di sini. …Selamat …tinggal.” (menyalim tangan
Ayahanda, …Ibunda, dan seluruh …keluarganya)
Patmini menyalim tangan Ibunda, Ayahanda, dan kakak-kakaknya untuk
terakhir kalinya. Tak diragukan lagi, air mata berjatuhan saat kepergian
Patmini.
Tutup tirai
Adegan 12
Di perjalanan, Patmini berusaha tegar dan menahan air matanya. Mereka
terus berjalan sampai akhirnya perempuan misterius itu berhenti dan
menunjukkan rumah Nyai Roro Gendeng. Patmini diminta sendirian ke sana.
Suasana sangat gelap dan mengerikan di sekitar rumah Nyai Roro
Gendeng, gerimis perlahan-lahan jatuh membasahi bumi. Hujan pertama di
bulan Kashada, saat yang tepat untuk melakukan penumbalan Patmini.
Dayang Nyai : “Hahaha, akhirnya, kamu datang juga!”
Patmini : (ketakutan) “Apakah kamu Nyai Roro Gendeng?”
Dayang Nyai : “Sayang sekali, emm salah, saya
hanya dayang Nyai. Cepatlah masuk ke …dalam, nyai sudah menunggu.”
Patmini : “Ba.. baik.” (ketakutan)
Nyai Roro Gendeng : (menepuk tangannya 3 kali). “Kamu patut
diberi pujian gadis kecil, saya …tahu kamu putri Joko Seger yang paling
bungsu. Hahah”
Patmini : “Maaf, apakah itu lucu?”
Nyai Roro Gendeng : “Ya, tentu saja tidak.. sekarang, jangan
basa-basi lagi. Berbaringlah di …sini!” (menunjuk tikar yang dipenuhi
daun-daun). “Penumbalanku …segera dimulai. …Dayang, ambilkan pisau
sakti!”
Dayang Nyai : “Baik Nyai, ini dia! Saya sudah asa.”
Nyai Roro Gendeng : “Hahahah, dengan begini saya akan awet
muda segera! Hahaha” … … … …(tertawa bersama dayang, memegang pisau itu
di atas perut Patmini, …membaca mantra)
(Patmini menutup mata sambil tersenyum)
Nyai Roro Gendeng : “Kenapa kamu menutup mata sambil tersenyum? Kamu takut?”
Patmini : “Tidak, saya mengingat hal-hal yang paling membahagiakan bersama …keluarga saya.”
(Tiba-tiba, tangan Nyai menjadi gemetar, dia jadi tidak sanggup memegang pisau itu, dan pisau terlempar ke arah samping)
Nyai Roro Gendeng : “Tidak! Apa yang terjadi? Kenapa tenaga
saya menghilang? Tidaak..” … … … (menoleh)” Kamu? Beraninya kamu Dewi
Agung!” (suaranya meninggi …dan menunjuk Dewi Agung)
Dewi Agung : “Tentu saja saya berani, tak akan
kubiarkan kau menyentuhnya. Kamu …akan menua dan binasa sekarang
bersama dayang-dayangmu!” … … … … … (melontarkan kutukannya pada Nyai Roro Gendeng dan dayangnya)
Nyai Roro Gendeng dan Dayang Nyai: “TIDAAAAAAAKK!”
Tutup tirai
Adegan 13
Nyai Roro Gendeng dan Dayang akhirnya lenyap bersama hilangnya suara
teriakan mereka berdua. Kini, Patmini terduduk lemas, bersama Dewi Agung
di sebelahnya.
Patmini : “Terimakasih telah menolongku, tapi.. anda Yang Mulia Dewi Agung? Kenapa …anda mau menolong saya?”
Dewi Agung : “Karena kau mulia dan baik hati.”
Patmini : “Itu saja? Hmm, kenapa Anda tidak membunuh Nyai Roro Gendeng sejak dulu?”
Dewi Agung : “Itu sulit, dia sangat kuat dan sakti. Kondisinya
yang paling lemah adalah ketik …hujan pertama bulan Kashada , sesaat
ketika penumbalan berlangsung.”
Patmini : “Apakah saya baru bertemu Anda hari ini?”
Dewi Agung : “Tentu saja tidak, karena saya yang menjemput kamu dan membawa kamu ke …sini?”
Patmini : “Perempuan misterius tadi?? Sungguh saya
tak mengetahuinya Dewi Agung. Apa …yang harus saya lakukan untuk
membalas kebaikan Dewi Agung? Saya siap …melakukan apa …saja.”
Dewi Agung : “Saya akan mengangkatmu menjadi Dewi Kebaikan dan
tinggal bersamaku di …kayangan dengan Dewi-Dewi lainnya. Apakah kamu
mau Patmini?”
Patmini : “Dengan senang hati Dewi Agung, saya akan menerimanya.”
Tutup tirai
Akhirnya, semua berakhir bahagia. Patmini dibawa ke kayangan menjadi
Dewi Kebaikan, menyebarkan kebaikan di muka bumi. Sedangkan keluarganya
di Tengger, setiap tahunnya saat hujan pertama Bulan Kashada menyerahkan
sebagian hasil pertanianya untuk Patmini. Dari kayangan, Patmini selalu
merasa bahagia melihat keluarganya hidup dengan tentram di Tengger.
(TAMAT)
DRAMA PRAKTIK KESENIAN
“LEGENDA TENGGER”
OLEH:
ANNISA NURUL ILMI
DARMALIANTI RAHIM
DESTY TRIYASWATI
DWI RAHMAWATI
ISHMAH NURUL
MOH. HARDIANSYAH
NUR ISNAINI
RISQAH FADILAH
SUHARDIMAN JAIZ
XII OLIMPIADE
SMAN 4 KENDARI
TAHUN AJARAN 2011/2012
Saya ijin untuk megadaptasi naskah ini, apakah diperkenankan,,,?
BalasHapussilahkan :)
BalasHapusIzin mengadaptasi kak, moral value apa ya kak?
BalasHapusizin menggunakan naska drama ini untuk tugas apakah boleh ? :)
BalasHapusIzin makai teks ini untuk drama kak
BalasHapusIzin menggunakan naskah drama ini untuk ujian praktek 🙏
BalasHapus