WELCOME MAKASSAR !
Makassar, sebuah ibukota disulawesi selatan dan juga
merupakan kota terbesar di Indonesia timur
(katanya) merupakan peraduan nasib saya selanjutnya. Setelah berkelana ke kota bandung (terhitung sejak 20 april 2012-11 juli 2012) hampir 3 bulan lamanya akhirnya saya tiba di kota daeng ini di karenakan “masa-depan-yang-tak-tentu”
(katanya) merupakan peraduan nasib saya selanjutnya. Setelah berkelana ke kota bandung (terhitung sejak 20 april 2012-11 juli 2012) hampir 3 bulan lamanya akhirnya saya tiba di kota daeng ini di karenakan “masa-depan-yang-tak-tentu”
Saya pun mulai menghilangkan logat sunda saya dan mencoba
melancarkan logat Makassar saya (again). Yah.. meskipun saya sebenarnya asli
orang Makassar, tapi ini sangat lah berat zzz.. every body knew bahwa saya
sangat mencintai kota bandung dan seisinya apalagi sekarang kota bandung
semakin bersih dan juga tak sedingin lagi (tentunya) tapi Cuma kota ini yang
menurut saya enak untuk dijadikan tempat
tinggal. Apalagi saya juga sangat sangat ingin masuk ke institute teknologi
bandung. Tapi dikarenakan saya tidak lulus dipilihan pertama saya yaitu biologi
ITB dan hanya lulus di biologi unhas, well.. saya pun pasrah jika harus tinggal
bertahun-tahun dikota Makassar #soktegar
Awalnya, saya ingin pulang pada tanggal 11 juli ke kendari
sambil menunggu registrasi ulang saya di unhas. Tapi ibu saya marah besar dan
memaksa(kali ini saya betul-betul dipaksa) untuk ikut tes ujian mandiri unhas
jurusan pendidikan dokter umum. Sebenarnya saya tidak terlalu ambisi di
kedokteran, tapi ini kehendak orang tua yam au diapa. Tak peduli orang bilang
saya plin plan atau bagaimana tapi kedokteran sebenarnya pilihan orang tua.
Bukan pilihan saya. Akhirnya saya
memesan tiket pesawat CKG-UPG dan akhirnya meninggalkan bandung L welcome Makassar
Pertama kali tiba di bandara Makassar, hati saya hancur
lebur tak bisa menerima kenyataan bahwa saya memang ditakdirkan untuk tinggal
dimakassar. Hawanya panas. Tak seperti hawa bandung yang dingin nan sejuk.
Kemudian dengan perasaan bapres saya pun memesan taksi untuk ke jalan emmy
saelan. Sopir taksinya tak seramah sopir taksi dibandung. Dialeknya kasar dan
menjengkelkan. Saya sakit hati dan tak terasa mengeluarkan air mata. How I miss bandung so much
Akhirnya saya tiba di Makassar. Di perjalanan saya selalu
mengenang suasana kota bandung. Saya pun hanya dirumah saja menggalau dan terus
menggalau akan hal-hal tentang bandung dan ITB yang membuat dada ini sesak
bukan main. Saya ingat ketika saya ke lembang, menunggu jadwal bimbel sambil
nongkrong di ITB ( seolah-olah sudah jadi mahasiswa itb), dan lain-lain. Oh
ITB… betapa indah kenanganku denganmu..
Melihat mahasiswa ITB berjalan kaki kekampus adalah motivasi
saya untuk bisa lulus di ITB. Betapa bangganya kedua orang tua saya jika lulus
di ITB. Jika lagi bosan dirumah, saya sempatkan jalan-jalan ke ITB bersama
teman bimbel saya. Walaupun biasanya saya dan kawan-kawan hanya duduk-duduk
membaca buku di perpustakaan SITH, tapi terkadang saya excited sekali. Betapa
senangnya jika saya bisa membaca buku untuk 4 tahun lagi di kampus ganesha ini.
Tapi ini hanya mimpi yang selalu saya harapkan untuk jadi kenyataan
Akhirnya khayalan saya usai. Tes ujian mandiri kedokteran
pun tiba. Tepatnya tanggal 17 juli 2012. Pesertanya 1200 camaba yang akan
memperebutkan 125 kursi. Saya tak pernah belajar. Bukannya sudah pintar, tapi
saya sangat malas dan merasa tak ada gunanya saya belajar karena saya tak
terlalu berharap lulus di jalur yang mahal ini. Pagi-pagi saya telah bersiap
untuk ke unhas. Jarak rumah saya ke unhas adalah 41 km >< . karena tak
ingin merepotkan om saya, saya memutuskan untuk naik angkot ke unhas. Pertama
saya naik angkot J ke arah Telkom, kemudian naik angkot 07 ke arah unhas. Masih
pagi, kota ini sudah membuat saya naik darah. Keneknya membuat saya menunggu hampir sejam di
pettarani. Well, mungkin itulah sebagian curhatan saya. Tapi saya kuliah di
unhas. Dan harus coba mencintai kota ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar